BAB II
Definisi I’jazul
Qur’an
I’jaz
(kemukjizatan) adalah menetapkan kelemahan. Kelemahan menurut pengertian umum
ialah ketidakmampuan mengerjakan sesuatu, lawan dari qudrah (potensi,
power, kemampuan). Apabila kemukjizatan muncul, maka nampaklah kemampuan mu’jiz
(sesuatu yang melemahkan). Yang dimaksud dengan i’jaz dalam pembahasan
ini ialah menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebagai seorang Rasul,
dengan menampakkan kelemahan orang Arab untuk menghadapi mukjizatnya yang
abadi, yaitu Al-Qur’an, dan kelemahan generasi-generasi sesudah mereka. Dan mu’jizat
(mukjizat) adalah sesuatu hal luar biasa yang disertai tantangan dan selamat
dari perlawanan.[1]
Ada
beberapa pendapat Ulama dalam menjelaskan secara detil tentang I’jazul Qur’an.
Hal ini didasari oleh perbedaan pendapat dalam menetapkan apakah Al-Quran itu
makhluk atau bukan. Beberapa ragam perbedaan itu antara lain :
1.
Abu Ishaq Ibrahim An-Nizam seorang ulama dari kaum syiah berpendapat
bahwa mukjizat Al-Quran adalah dengan cara Shirfah, yaitu Allah SWT memalingkan orang-orang yang
menentang Al-Quran agar tidak mengetahui kelemahan, sehinnga mereka tidak mampu
untuk melawannya, padahal sebenarnya mereka mampu. Pendapat ini salah menurut
Manhaj Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
2.
Beberapa ulama berpendapat bahwa Al-Quran itu memiliki mukjizat pada Balaghah-nya(sastranya)
yang sedemikian tingginya sehingga tidak akan ada seorangpun yang dapat
menandinginya. Al-quran juga memiliki Badi’ (keindahan kata-kata) yang
sangat berbeda dari perkataan Bangsa Arab pada umumnya.
3.
Sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa letak mukjizat pada Al-Quran
adalah pada naskah isinya yang memberitakan tentang kejadian masa lalu dan yang
akan datang, juga membertitakan tentang hal-hal ghaib yang tidak pernah
diketahui manusia pada umumnya.
4.
Beberapa ulama juga berpendapat bahwa Al-Quran memiliki mukjizat karena
hikmah yang begitu dalam yang terkandung di dalamnya. Al-Quran juga menerangkan
tentang segala aspek kehidupan manusia di atas permukaan bumi Allah ini.[2]
Islam merupakan satu-satunya agama di sisi Allah
SWT. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 19 yang artinya :
“Sesungguhnya Agama disisi Allah hanyalah Islam...”
(QS Ali Imran : 19)
Ayat ini menyampaikan bahwa ketika Allah SWT
mengutus Nabi Muhammad SAW ke bumi ini bersama ajaran agama islam yang
dibawanya, maka sejak saat itu lah ajaran agama-agama yang dibawa oleh
nabi-nabi sebelumnya telah dihapuskan oleh agama islam. Maka sejak saat itulah
seluruh ajaran nabi-nabi sebelumnya sudah tidak berlaku lagi karen sudah
digantikan oleh ajaran islam. Sehingga Al-Quran merupakan satu-satunya kitab
suci yang ajarannya tetap berlaku untuk selamanya. Hal ini dikarenakan oleh
betapa semprna dan sistematisnya
Al-Quran ini yang telah menrangkum isi seluruh kitab-kitab yang diturunkan
kepada nabi-nabi sebelumnya. Islam juga merupakan agama yang Rahmatan Lil
‘Alamiin. Nabi Muhammad SAW ditutus
bersama Al-Quran sebagai rahmat bagi seluruh alam. Oleh karena itu Al-Quran
sebagai salah satu pedoman utama dalam agama islam telah dirancang sedemikian
rupa sehingga dapat menjadi petunjuk dalam segala macam aspek kehidupan dan
isinya juga pasti relevan pada setiap
tempat dan waktu. Allah SWT telah menjamin keaslian Al-Quran ini untuk
selamanya. Siapapun tidak akan bisa meniru Al-Quran. Allah telah menantang siapa saja untuk membuat kitab yang mirip
dengan Al-Quran ini. Namun tidak ada siapapunyang mampu melakukannya, padahal
Allah telah menurunkan tingkat tantangan itu sebanyak 3 kali, yaitu:
1.
Allah
SWT menantang untuk membuat seperti Al-Qur’an secara utuh. Allah SWT berfirman
dalam Al-Quran surat Al-Isra ayat 88 yang artinya :
Katakanlah: "Sesungguhnya jika
manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya
mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian
mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". (QS Al-Isra : 88)
Dalam ayat tersebut allah SWT
menantang siapa saja untuk membuat kitab seperti al-quran secara utuh. Akan
tetapi, walaupun seluruh umat manusia sdaling membantu untuk membuatnya, mereka
tidak akan mampu.
2.
Al-Qur’an
menantang siapa saja untuk membuat seperti Al-Qur’an 10 Surat saja. Allah SWT
berfirman dalam Al-Quran surat Hud Ayat 13-14 yang artinya :
Bahkan mereka
mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu", Katakanlah:
"(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat yang dibuat-buat yang
menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain
Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar". Jika mereka yang kamu seru
itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka ketahuilah, sesungguhnya Al
Quran itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain
Dia, Maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?” (QS Hud : 13-14)
3.
Allah
SWT menantang manusia untuk membuat 1 surat saja yang menyerupai Al-Quran.
Allah SWT berfiramn dalam Al_Quran surat Yunus ayat 38 yang artinya :
“Atau
(patutkah) mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah:
"(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat
seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk
membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar." (Q. S. Yûnus
10:38).[3]
Melalui ketiga
tahapan tersebut Allah menantang siapa saja untuk meniru Al-Quran tapi
sesungguhnya tidak akan ada yang mampu untuk menirunya. Itu merupakan salah
satu mukjizat besar yang dimiliki Al-Quran. Allah SWT yang telah menurunkan
Al-Quran dan Allah sendiri yang akan menjaganya sepanjang masa.
Ruang Lingkup I’jazul Quran
Sebagaimana yang telah penulis jelaskan tadi bahwa Islam merupakan
agama yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, Al-Quran yang menjadi salah satu
pedoman utama dalam islam telah dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
menjadi pedoman dalam segala macam aspek kehidupan. Oleh karena itu ruang
lingkup kemukjizatan Al-Quran memiliki ranah yang sangat luas. Namun dalam
makalah yang sederhana ini, penulis hanya akan mengulas secara singkat tentang
aspek-aspek I’jazul Quran.
1.
Gaya
Bahasa
Al-Quran
memiliki gaya bahasa yang khas sehingga tidak dapat ditiru oleh sastrawa arab
sekalipun. Al-Quran memiliki keindahan tata bahasa yang begitu mempseona yang
sangat berbeda dari bahasa arab pada umumnya. Mereka tidak mampu menandinginya
sehingga merasa putus asa kemudian mereka merenungkan kandungan Al-Quran itu
sehingga sebagian merek yang telah Allah berikan hidayah beriman terhadapnya.
Dalam sejarah, Umar Bin Khathab RA, salah satu sahabat utama Rasulullah SAW
merupakan salah satu sahabat yang beriman setelah Allah memberikan hidayahnya
melalui keindahan ayat-ayat Al-Quran.
2.
Isi
kandungannya
Dari segi isi
kandungannya, Al-Quran dapat dibagi menjadi beberapa perspektif, yaitu :
a.
Mengungkapkan
informasi tentang alam ghaib yang tidak pernah diketahui manusia.
·
Cerita
tentang masa lalu. Al-Quran menceritakan begitu banyak kisah para nabi yang
dapat diambil hikmahnya untuk diambil hikmahnya dan menjadi petunjuk dalam
penelitian para parak sejarah. Contohnya adalah kisah Nabi Musa AS yang
membelah laut merah. Para pakar sejarah modern telah mencoba menyelami laut
merah dan mereka menemukan begitu banyak armada kendaraan pasukan Fir’aun yang
tenggelam di dasar laut merah, hal ini membuktikan kebenaran bahwa mukjizat
Nabi Musa AS terbukti secara ilmiah.[4]
·
Al-Quran
juga menceritakan tentang kejadian yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Contohnya adalah kisah kemenangan romawi atas persia. Ramalan tentang peristiwa
ini disebutkan dalam surat Ar-Ruum ayat 2-4. Ayat tersebut meberitakan tentang
romawi yang telah dikalahkan oleh persia yang merupakan penyembah berhala
sehingga kaum kafir Quraisy merasa senang. Namun kemudia dikatakan bahwa Bangsa
Romawi akan mengalahkan Persia dalam beberapa tahun lagi. Hal ini menghibur
Nabi SAW dikarenakan Bangsa Romawi beragama Nasrani yang termasuk Ahli Kitab.
Sejarah telah membuktikan kebenaran ayat ini sehingga sebagian orang telah
mendapat hidayah dan beriman.[5]
b.
Memberikan
informasi tentang Sains
Al-Quran mengungkapkan pengetahuan yang begitu rumit mengeani alam
semesta dan diri manusia sendiri bahkan sebelum para ilmuwan modern menyadari
akan hal itu. Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa’ ayat 56 yang artinya :
"Sesungguhnya orang-orang kafir kepada ayat-ayat
Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. setiap kali kulit mereka
hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan
azab. sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (QS An-Nisa : 56)
Ilmuwan anatomi modern telah membuktikan ayat itu
dengan menemukan bahwa syaraf pada tubuh manusia terletak di kulitnya sehingga
ketika kulit telah habis terbakar tidak akan ada lagi rasa sakit yang
dirasakan. Allah telah memberitakan tentang hal tersebut 14 abad yang lalu sebelum
para ilmuwan mengetahuinya.[6]
Hal ini membuktikan kebenaran Al-Quran sebagai wahyu
dari Allah SWT dan bukan merupakan karangan dari Nabi Muhammad SAW. Masih ada
begitu banyak bukti-bukti lainnya tentang hal ini, namun tidak bisa penulis
paparkan secara lebih lengkap di dalam makalah yang sederhana ini.
c.
Menetapkan
aturan- aturan hukum pidana dan perdata dalam islam.
Sebagai salah satu pedoman utama dalam agama islam, Al-Quran
merupakan sebuah manual book yang begitu lengkap dalam menjelaskan
tentang hukum syariat. Al-Quran mamaparkan tentang hukum pidana contohnya
adalah hukuman bagi orang yang berzina, Allah berfirman dala Al-Quran surat An-Nuur
ayat 2 yang artinya :
“Perempuan yang berzina dan
laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus
kali cambukan, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk
(menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan
hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang
yang beriman.” (QS. An-Nuur:2)
Selain tentang hukum pidana, AlQuran juga menjelaskan tentang hukum
perdata yaitu salah satunya mengenai pembagian harta pusaka (harta warisan)
dalam islam. Contohnya dalam surat An-Nisa ayat 7-12. Allah menjelaskan secara
rinci mengenai pembagian harta warisan.
Selain itu, masih
ada begitu banyak hal yang ada di dalam Al-Quran yang tidaklah mampu kita
lukiskan keindaha dan keajaibannya. Maka oleh karena itu, sebagai seorang yang
beriman marilah kita membaca, merenungi, mentadabburi dan mengamalkan Al-Quran.
Allah SWT akan membalasnya dengan pahala yang begitu berlimpah.
BAB III
Kesimpulan
Mukjizat merupakan kemampuan luar biasa yang dianugerahkan oleh Allah
kepada para Nabi dengan tujuan untuk membuat manusia merasa kagum sehinnga
mereka beriman kepada Allah. Al-Quran merupakan mukjizat terbesar Baginda Nabi
Besar Muhammad SAW yang telah dijamin oleh Allah SWT tidak akan bisa
dipalsukan. Para ulama berbeda pendapat mengenai letak kemukjizatan dalam
Al-Quran. Allah telah menantang siapa saja yang bisa membuat tiruan dari
Al-Quran. Awalnya Allah meantang mereka untuk mebuat sebuah kitab seperti
Al-Quran, tapi mereka tidak mampu. Kemudia Allah menurunkan tantangannya
menjadi satu surat saja yang seperti Al-Quran, mereka juga tidak mampu. Allah
turunkan lagi menjadi satu ayat saja, mereka juga tidak mampu meniru Al-Quran
walau hanya satu ayat. Allah SWT telah membuktikan janjinya tentang jaminan
terhadap keaslian Al-Quran ini. Al-quran memiliki begitu banyak mukjizat yang
membuktikan keasliannya sebagai wahyu Allah SWT diantaranya adalah dari segi
sastra dan tata bahasa kemudia dari segi isi kandungannya yang begitu lengkap
dan relevan di setiap tempat dan waktu.
Saran
Al-Quran merupakan salah satu pedoman utama dalam agama islam. Dalam
Al-Quran terdapat begitu begitu banyak informasi yang dapat menjadi bahan
renungan, tadabbur, pedoman bahkan sumber kajian penelitian. Agama Islam
merupakan agamayang diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh alam, oleh karena
itu ajaran agama islam meliputi seluruh aspek-aspek kehidupan manusia. Ajaran
islam juga selalu relavan untuk diterapkan dalam segala tempat dan waktu. Kepada
seluruh umat islam diseluruh dunia, marilah kita kembali berpedoman kepada
Al-Quran dan As-Suunah niscaya kita tidak akan tersesat selamanya. Terapkanlah
ajaran islam dalam seluruh kehidupanmu.
Post a Comment